Pasar Murah

Oleh: Hasan Al Banna. 

Saat ini, seturut perkembangan zaman dan teknologi yang pesat, pasar tidak hanya terbatas pada pertemuan antara penjual dan pembeli, tetapi memiliki arti yang lebih luas. Transaksi jual beli tidak lagi hanya dilakukan di pasar melainkan juga bisa di toko, kios, pusat perbelanjaan, supermarket, mal dan lain sebagainya. Barang-barang kebutuhan pun dapat dipesan dengan cara-cara yang lebih canggih; melalui telepon, surat atau surat elektronik (e-mail). Dengan demikian, pertemuan antara penjual dan pembeli untuk transaksi jual beli barang dianggap tidak lagi terkungkung pada suatu tempat dan tentu saja hampir pasti dilabeli sifat kemodernan/globalisasi. 

Oleh karena itu, sulit untuk menganulir fakta bahwa pemakai bahasa di Indonesia sering ‘mengalah’ ketika harus berhadapan dengan serbuan kata dan ungkapan asing, khususnya terkait pasar atau bidang ekonomi; merk dagang, badan usaha, pusat perbelanjaan. Namun, di balik ‘kekalahan’ tersebut, masih ditemukan sejumlah bukti kalau masyarakat Indonesia masih melakukan pemertahanan istilah bahasa Indonesia. 

Pasar Kaget

Bukankah kita masih kerap mendengar istilah pasar murah, terlebih di bulan puasa seperti sekarang ini? Pasar murah secara umum bermakna ‘transaksi jual beli barang/kebutuhan dengan harga murah atau terjangkau’. Sesungguhnya, terkait kata pasar, tidak sedikit ‘kreasi’ bahasa yang telah diciptakan oleh para pengguna bahasa. Jangan katakan anda tidak pernah mendengar istilah pasar kaget? Pasar kaget hampir terikat dalam tafsir ‘pasar sesaat yang terjadi ketika terdapat sebuah keramaian atau perayaan’. Tidak heran, kalau pasar kaget kerap ditemukan saat perayaan rakyat atau hari besar keagamaan, misalnya. Selain dikenal sebagai ‘pasar sesaat’-karena kehadirannya dinilai tiba-tiba dan tidak tentu waktu, pasar kaget juga menawarkan transaksi jual beli barang berharga murah. 

Berdasarkan sebab akibat, pasar malam juga merujuk pada pasar yang muncul karena keramaian atau perayaan. Di Indonesia, pasar malam lebih dikenal sebagai ‘tempat berlangsungnya berbagai pertunjukan/atraksi yang diadakan pada malam hari’. Kendati demikian, pasar malam juga identik dengan ‘pasar yang melakukan transaksi perdagangan di malam hari’. Pasar malam banyak terdapat di negara-negara subtropis dan tropis, berhubungan dengan suhu udara malam hari yang lebih hangat dibanding dengan wilayah beriklim musim dingin. Pasar malam lazim terdapat di Hongkong, Taiwan dan Asia Tenggara. 

Pasar Senggol

Bagaimana dengan pasar senggol, istilah yang kreatif bukan? Anekdotnya, disebut pasar senggol karena keramaian dan kepadatannya mengakibatkan sesama pengunjung cenderung saling senggol. Namun, secara garis besar, pasar senggol setara sifat dengan pasar kaget, pasar malam dan pasar murah: sebagai pasar rakyat yang bersifat insidental, yang sampai saat ini belum terjangkit perangai kapitalis pasar modern. Imbas positifnya, istilah-istilah yang dipakai terkait penamaan pasar rakyat tersebut masih ‘berimam’ kepada cita rasa keindonesiaan.*** 



Penulis adalah staf teknis pada Balai Bahasa Sumut.
*sumber, Analisa

0 comments:

Post a Comment